Subscribe Channel Youtube Beda Tube
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang lebat dan tanah subur sehingga cocok untuk ditanami berbagai jenis tumbuhan, salah satunya adalah durian. Durian merupakan tanaman buah liar berupa pohon yang berasal dari hutan Malaysia, Sumatera dan Kalimantan. Buah durian ini sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad tujuh Masehi. Sebutan durian diduga berasal dari istilah melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran–an sehingga menjadi durian. Kata ini dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.

Saat ini durian semakin banyak dilirik orang untuk dikebunkan. Buah ini memang layak untuk dikebunkan secara komersial, mengingat permintaan dan harganya yang tinggi dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Apalagi, pasokan dari tanaman milik rakyat dan hutan pun belum memenuhi permintaan.

Selain menghasilkan buah yang bisa dinikmati isi daging buahnya, durian juga menghasilkan limbah yang berupa biji dan kulit durian. Kedua limbah ini tergolong dalam limbah organik. Dapat dibayangkan jika produksi buah durian mencapai 10 ton per hektarnya atau 3956 ton khusus untuk produksi se-Kalimantan Barat, akan ada berapa banyak sampah organik yang dihasilkan dari durian? Tentunya jumlah sampah oraganik ini cukup banyak mengingat jumlah durian yang diproduksi mencapai ribuan ton.

Akan tetapi, jika kita menemukan alternatif lain dalam pemanfaatan limbah durian tersebut, maka pencemaran ini dapat dikurangi serta tidak menutup kemungkinan akan menjadi peluang usaha yang baik mengingat ketersediaan limbah durian cukup banyak serta mudah dan murah dalam memperolehnya.

Salah satu limbah dari buah durian yang perlu kita perhatikan adalah kulit durian. Selama ini, masyarakat Indonesia cenderung hanya memanfaatkan durian dengan mengambil daging buah dan bijinya untuk dibuat berbagai macam panganan, misalnya dodol/lempok, campuran kolak, selai, bahan campuran untuk kue dan tempoyak. Sementara, kulitnya akan menjadi sampah yang kurang bermanfaat.

Berdasarkan penelitian, sebenarnya kulit durian mengandung bahan yang tersusun dari selulosa yang tinggi (50% - 60 %) dan lignin (5%) serta pati yang rendah (5%) (Ade Fadli,2010) . Bahan-bahan ini merupakan bahan yang mudah terbakar. Hal ini menjadi sebuah indikasi bahwa kulit durian dapat diolah menjadi bahan bakar. Belajar dari kehidupan masyarakat di pedesaaan pada beberapa puluh tahun yang silam, sebenarnya mereka sudah tahu bagaimana memanfaatkan limbah kulit durian ini. Biasanya kulit durian yang terbuang mereka susun diatas para-para (tempat memasak), setelah kering dibakar untuk pengusir nyamuk pada malam

File lengkap klik link di bawah ini

Briket dari Kulit Durian

Password di sini

Post a Comment

 
Top